Mesin jet sebenarnya diawali ketika seorang insinyur Perancis, Rene Lorin pertama kali mengajukan paten bagi
mesin propulsi jetnya pada tahun 1913. Mesin yang dipatenkan adalah mesin athodyd (aero-thermodynamic-duct)
yang tidak memiliki bagian berputar atau lebih populer dengan sebutan mesin pulse jet. Mesin tipe inilah
yang kemudian dikembang dan dijadikan mesin tenaga utama pendorong bom terbang Jerman, V-1 yang dipakai untuk mengebom Inggris.
Sayangnya konsep mesin Lorin kurang cocok bagi pesawat berpropulsi
jet karena tidak efisien dalam kecepatan rendah. Selanjutnya, seorang perwira
Angkatan Udara Kerajaan Inggris (Royal Air Force/RAF), Frank Whittle kemudian seorang mahasiswa aerodinamikaUniversitas Gottingen, Hans von Ohain (Jerman)
serta insinyur Italia, Secondo Campini mengembangkan mesin jet yang kemudian
prinsip dan konsepnya dikenal pada masa-masa sekarang yakni menggunakan
komponen-komponen berputar seperti kompresor danturbin.
Frank Whittle mengajukan paten pada tahun 1930 namun awalnya kurang mendapat
perhatian dari Kementerian Udara Inggris. Akibatnya, penemuan Whittle tidak
menjadi rahasia militer dan detaik konsep mesin jetnya bocor serta dimuat di
berbagai jurnal ilmiah dan teknologi 1,5 tahun kemudian. Namun atas jasa mantan
rekannya di RAFserta pembiayaan untuk pengembangan dari O.T. Falk &
Partners Ltd. maka Whittle membentuk perusahaan Power Jets yang akhirnya
berhasil mengembangkan mesin jet dan mendapat kontrak di Angkatan Udara
Inggris. Mesinnya berupa type W-1X yang kemudian ditahun 1942 diminta
lisensinya oleh Amerika Serikat.
Mesin type W-1X inilah diujicoba pertama kali pada bulan Desember
1940 kemudian dimodifikasi dan dinyatakan layak untuk digunakan sebagai tenaga
dalam pesawat udara. Pesawat bermesin jet Inggris pertama kali diterbangkan
oleh pilot uji Gerry Sayerpada
tanggal 15 Mei 1941 dengan pesawat Gloster E.28/39.
Secondo Campini dari Italia membuat mesin jet pada tahun 1933 dan
bergabung dengan perancang pesawat Giavasi Caproni membuat pesawat CC-2 bermesin jet yang
terbang perdana pada tanggal 27 Agustus 1940.
Media massa Italia mencatatnya sebagai pesawat terbang jet pertama di dunia.
Hans von Ohain mendaftarkan paten rancangan mesin jetnya pada
tahun 1935. Meski kemudian mesinnya dianggap serupa dengan konsep Whittle,
namun terdapat banyak detail perbedaan dalam mesin rancangannya. Kemudian salah
seorang profesornya yang kenal Ernst Heinkel,
pemilik perusahaan industri pesawat Heinkel meminta agar Hans von Ohain dilibatkan
dalam proyek membuat mesin pesawat. Pada bulan Maret 1937, sebuah mesin berdaya
dorong 550 pon berhasil dibuatnya, kemudian mesin berdaya dorong 1.980 pon yang
kemudian dianggap kurang berhasil serta mesin berdaya dorong 1.100 pon yang
penuh modifikasi yang kemudian dibuat untuk pesawat Heinkel He. 178 yakni mesin turbojet HeS-3b.
Di Asia, Jepang mulai melirik mesin jet untuk
kepentingan penerbangan terutama militernya pada tahun 1937 saat Jepang membelimesin
Brown-Boveri yang
dilengkapi turbocharger dari Swiss.
Dari dasar inilah, tidak mengeherankan setelah mendapatkan dari sekutunya,
Jerman berupa rancangan pesawat tempur Messerschmicht Me-262,
Jepang mengembangkan mesin jet Ne-20 untuk mentenagai pesawat jet tempur
pertamanya Kikka,
yang mirip dengan jet tempur Jerman tersebut.
Sementara Rusia/Uni Soviet disebut-sebut
mendapatkan teknologi mesin jet setelah pesawat tempur jet Jerman jatuh
ketangannya, serta bantuan dari Inggris berupa mesin jet Rolls-Royce Nene.
Mesin inilah yang dikembangkan Uni Soviet yang kemudian digunakan dalam pesawat
tempur jet MiG-15 Fagot yang dipakai dalam Perang Korea yang
berkemampuan cukup mematikan.
Amerika Serikat mendapatkan paten/lisensi mesin jet dari Inggris
rancangan Frank Whittle, W-1X. Hal ini tidak terlepas dari peran Mayor Jenderal H.H. Arnold,
Deputy Chief-of-Staff for Air yang dikemudian memegang pimpinan US Army Air
Forces dalam Perang Dunia II, juga dikenal sebagai Bapak dari United States Air
Force (USAF) yang saat itu diundang oleh Kementrian Udara Inggris dalam
penerbangan perdana pesawat mesin jet-nya. Jendral Arnold kemudian mendesak
pemerintah segera mempercepat Amerika Serikat untuk memasuka abad jet, tanpa
ragu kemudian ia menunjuk pabrik General Elecric (GE) untuk melakukan riset
teknologinya, mengingat GE dalam riset teknologi turbin dan pengalaman pada
1917-1941 dengan turbo-supercharger.
refrensi:Majalah Angkasa No.6 Maret 1999 Tahun IX &wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar